Film The Treacherous tergolong film yang menggemparkan saat pertama kali tayang secara global. Film ini mengangkat tema perbudakan, kekerasan seksual dan juga kekejaman di era kerajaan Joseon Korea. Walaupun film ini rilis di tahun 2015, diskusi tentang tema-nya masih hangat dibicarakan. Banyak orang bahkan nonton film ini hanya untuk ikut diskusi soal moral yang ada pada film ini.
Film Korea yang Sangat Berani dan Berbeda
Ada isitilah “sex sells” yang dapat diartikan seks menjual. Jika dalam film ada unsur seks dan scene hubungan intim, banyak orang pasti ingin melihatnya. Dari aspek bisnis, tentu tidak ada yang salah soal itu. Apalagi dalam konteks film besar Korea, tidak banyak yang berani menggunakan aspek kekerasan sejarah sebagai tambahan dengan aspek unsur seks ini.
Karena perspektif yang berbeda ini pada film ini, The Treacherous sempat masuk nominasi 6 award film bergengsi di Korea. Dari aspek teknis kamera, direksi dan juga alur cerita, semua terasa berkualitas tinggi. Namun, dari segi moral, film ini penuh dengan pro kontra.
Menunjukkan kekejaman dalam sejarah tentu tidak masalah di film. Hal yang masalah adalah menunjukkan kekejaman tersebut dalam bentuk hubungan intim. Nonton film dengan unsur kekerasan seksual dan perbudakan memang terasa tidak nyaman bagi sebagian orang. Bahkan ada yang bilang, menjual film dengan aspek kekejaman ini terasa tidak bermoral.
Film Ini Menimbulkan Banyak Pro Kontra
Hal yang membuat film ini banyak menimbulkan pro kontra adalah isi dari ceritanya. Secara singkat, plot film ini menceritakan soal seorang putra mahkota yang kejam. Dia memerintah pasukannya untuk kumpulkan banyak wanita cantik untuk menjadi budak kepuasan seksual-nya.
Tentu dalam cerita tersebut ditunjukkan pemeran utama wanita yang melawan tindakan perbudakan ini. Namun, fokus film yang banyak menggunakan scene perempuan dengan busana sexy dan tema seks di dalamnya, terasa menutupi pesan moral seputar tokoh wanita tersebut.
Dari plot umum-nya, sudah dapat dilihat bagaimana film akan mengandung unsur tidak senonoh dan juga kekejaman terhadap wanita. Banyak yang tidak suka saat film ini menggunakan aspek seksual-nya untuk menarik penonton walaupun menceritakan kekejaman sejarah yang menakutkan. Hal inilah yang menjadi perdebatan dari para fans film.
Wajib Ditonton Untuk Perluas Perspektif Antara Hiburan dan Sejarah
Walaupun banyak menimbulkan pro dan kontra, film ini menjadi sumber studi tersendiri soal modifikasi kekejaman sejarah untuk hiburan. Sampai sekarang, diskusi tentang The Treacherous masih hangat di forum film.
Ada yang apresiasi soal aspek teknis-nya. Ada yang suka karena karakter dan pemeran yang digunakan. Ada juga yang merasa film ini menjual aspek yang salah pada penonton. Bagaimana pendapat Anda soal film ini?
Jika ingin ikut diskusi dan mendalami film lebih jauh, pastikan nonton film The Treacherous sebagai bahan studi. Platform seperti aplikasi VIU menyediakan akses filmnya dengan mudah. Jadi, bagi para antusias film, wajib tonton dulu film penuh huru hara ini!