Tekanan darah tinggi atau hipertensi masih menjadi salah satu kondisi kesehatan yang perlu perhatian khusus.
Spesialis saraf RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, dr.
Eka Harmeiwaty, Sp.S, mengatakan perlu dilakukan penelitian ilmiah lebih lanjut tentang daging kambing, durian, dan kopi sebagai penyebab hipertensi.
“Apakah daging kambing, durian itu penyebab hipertensi? Kalau daging kambing penyebab hipertensi, kenapa orang Arab yang makan daging kambing enggak hipertensi, itu masih perlu penelitian,” ujar Eka dalam diskusi daring “Waspada Hipertensi Merusak Otak” di Jakarta, Rabu, 31 Agustus 2022.
Menurutnya, daging kambing juga tidak bisa dikaitkan sebagai penyebab hipertensi.
Sejauh ini belum ada jurnal ilmiah yang melakukan penelitian terhadap orang Indonesia bahwa konsumsi daging kambing dapat meningkatkan tekanan darah.
Sedangkan untuk kopi, Mayo Clinic menegaskan batas konsumsi kafein yang aman untuk orang dewasa adalah 400 miligram atau empat cangkir kopi per hari.
Namun, Eka mengatakan hal ini berbeda-beda pada setiap orang.
Pada beberapa orang, ada yang mengonsumsi segelas kopi langsung membuat jantung berdebar dan tidak sedikit pula yang mampu minum kopi lebih dari empat gelas sehari.
Naiknya tekanan darah saat minum kopi hanya bersifat sementara.
Menurut Eka, tekanan darah akan kembali turun saat efek kafein mulai hilang dari dalam tubuh.
“Saat berdebar-debar itu biasanya tensi naik.
Setelah efek kafeinnya enggak ada, akan normal lagi, tapi itu kalau dia enggak hipertensi,” jelasnya.
Hipertensi memiliki banyak faktor penyebab, salah satunya tingginya konsumsi garam dan rendahnya asupan kalium.
Saat orang mengonsumsi makanan asin secara berlebihan maka tekanan darahnya akan langsung meningkat.
Ras juga mempengaruhi tekanan darah.
Orang-orang Asia dianggap lebih sensitif terhadap garam dibanding orang Eropa dan Amerika.
Bahkan, organisasi kesehatan dunia (WHO) menganjurkan untuk lebih sedikit mengonsumsi garam.
“Makanan yang bisa membuat mendadak darah tinggi adalah makanan asin.
Orang Asia sangat sensitif kepada garam, ini dari faktor genetik dan ras.
Satu lagi yang dapat menyebabkan hipertensi adalah konsumsi kalium yang rendah,” tutur Eka.