Gelaran Jogja Fashion Week 2022 yang digelar lima hari mulai 26-30 Agustus di Jogja Expo Center (JEC) berhasil menyedot antusiasme pengunjung dan membukukan transaksi menggembirakan.
Catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DI Yogyakarta, even yang menghadirkan 76 desainer dan 100 stand Industri Kecil Menengah (IKM) itu rata-rata dikunjungi 1.500 pengunjung per harinya.
“Untuk total transaksi atau perputaran uang selama event itu berkisar Rp 1,3 miliar,” kata Kepala Disperindag DI Yogyakarta Syam Arjayanti, Kamis,1 September 2022.
Syam merinci total transaksi uang sebesar Rp 1,3 miliar yang berhasil dihimpun dalam gelaran JFW 2022 itu antara lain meliputi penjualan langsung dari peserta pameran sebesar Rp 150 juta juga pesanan by order 40 ribu potong eco print sebesar Rp 320 juta.
“Selain itu ada pesanan by order tiga unit mesin senilai Rp 900 juta,” kata Syam.
Syam mengatakan perhelatan Jogja Fashion Week 2022 yang mengusung tema Karya Wastra Bhineka ini diproyeksikan sebagai momen kebangkitan Industri Kecil Menengah bidang fashion di Yogyakarta.
Kekuatan industri fashion yang mengusung aspek keindahan keberagaman etnik nusantara jadi tekanan untuk memantik minat masyarakat pada industri lokal.
Dari event yang juga digunakan untuk mengungkit sektor wisata lewat kunjungan pecinta fashion itu, Syam mengatakan ada sejumlah poin yang jadi catatan.
Selain masih perlunya penguatan kelembagaan industri kecil, juga mempersiapkan konsep JFW yang berkelas dunia dan memiliki nilai jual.
“Konsep tren fashion berbasis budaya Yogyakarta perlu, khususnya penguatan brand dan marketing communication, dan penguatan inovasi baik dari sisi sumber daya, teknologi dan pemasaran,” kata Syam.
Wakil Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DI Yogyakarta GKBRAy.
A.
Paku Alam mengatakan event Jogja Fashion Week yang telah dirintis sejak 2006 silam itu, menjadi ruang merawat dan melestarikan wastra atau kain tradisional yang berkembang di Yogyakarta.
“Pelestarian dan pengembangan wastra-wastra ini penting, jangan sampai wastra-wastra yang ada diakui negara lain,” kata dia.
Apalagi, para pelaku industri kecil dan menengahnya di wilayah DI Yogyakarta mendominasi.
Hampir 80 persen perekonomian di wilayah tersebut digerakkan dari sektor industri-industri kecil yang di dalamnya terdapat pula bidang fashion ini.
PRIBADI WICAKSONO