Pejalan yang melakukan traveling seringkali akan menjumpai hal-hal yang biasa dia lakukan setiap hari.
Di perjalanan, kita tak sekadar menikmati pemandangan dan mengenal budaya masyarakat setempat, tapi juga berkomunikasi dengan orang-orang yang kita jumpai.
Pejalan sebaiknya juga meresapi hikmah selama melakukan traveling itu.
Jika Anda tinggal di kota besar, apalagi metropolitan seperti Jakarta, kebiasaan sederhana seperti menyapa orang sudah jarang dilakukan.
Penyebabnya apa, mungkin kita semua bisa menjawabnya di dalam hati.
Tapi di kota-kota kecil yang jadi tujuan kita, menyapa orang masih menjadi kebiasaan.
Bukannya SKSD, tapi memang begitu budayanya.
Kalau Anda tidak sreg menyapa, minimal bisa memberikan senyuman saat berpapasan sama orang.
Di banyak tempat kita tak bisa seenaknya menggunakan kata ganti kamu, lu, gue, ke orang yang lebih tua.
Adab sopan santun tetap harus dijaga jika ingin diterima di tempat kita berlabuh.
Alih-alih menggunakan kata kamu, maka sebaiknya menggunakan kata ganti “Bang,” “Kak,” “Mas,” “Mbak,” “Pak,” “Bu,” “Mang,” atau apa pun yang sesuai dengan adat di sana.
Memanggil orang dengan panggilan yang sesuai akan menunjukkan bahwa kita tahu sopan-santun, dan itu bakal menyelamatkan kita.
“Ngapain antre? Orang yang di sana aja kagak.” Masalahnya kita tak pernah tahu pas antre itu bakalan bersaing dengan orang seperti bagaimana.
Kita tidak bisa menebak bagaimana reaksi orang saat menyerobot antrean.
Jadi supaya aman, sebaiknya konsisten antre.
Tak ada salahnya mengantre sekaligus belajar berdisiplin.
Tetaplah sadar diri, kita adalah pendatang.
Asal masih di Indonesia, peraturan lalu lintasnya sama.
Yang beda itu seberapa serius orang-orang di tempat itu buat menjalankannya—dan seberapa serius pihak-pihak terkait mengontrolnya.
Supaya aman, sebaiknya kita tetap mengikuti peraturan-peraturan lalu lintas.
Saat berkendara sepeda motor, selalu kenakan helm.
Selain mengikuti peraturan juga agar aman di perjalanan.
Saat lampu merah harus berhenti di belakang marka putih, hendak berbelok beri tanda, dll.
Mau nekat melanggar aturan lalu lintas, tanggung sendiri saja akibatnya.
Artikel ini sudah tayang di TelusuRI